Wednesday, August 5, 2009

kista paru 3

Diagnosa
Alat utama untuk mendiagnosa kista paru adalah radiology, bronkoskopi dan sitologi. Jika seseorang mengalami batuk yang menetap atau semakin memburuk atau gejala paru-paru lainnya, maka terdapat kemungkinan terjadinya kista paru-paru. Kadang petunjuk awalnya berupa ditemukannya bayangan pada rontgen dada dari seseorang yang tidak menunjukkan gejala. Rontgen dada bisa menemukan sebagian besar kista paru, meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kista. 1,2,3,4
Pengambilan foto dada serial setiap 6 bulan ternyata dapat mendiagnosa secara dini adanya kista paru, dengan minimal lesi mempunyai ukuran ± cm untuk dapat terlihat secara radiologis. Tomografi yang dilengkapi dengan computer membantu untuk membedakan lebih lanjut lesi yang dicurigai.
Bronkoskopi dengan biopsi merupakan teknik yang paling berhasil untuk mendiagnosa karsinoma sel skuamosa yang umumnya terletak sentral.
Biopsi kelenjar getah bening skalenus paling berhasil untuk diagnosis kanker yang tidak tercapai oleh bronkoskopi. CT scan bisa menunjukkan bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada dan bisa menunjukkan adanya pembesaran kelenjar getah bening dan penyebarannya. Prinsipnya adalah : 3,4
Menggunakan berkas tipis sinar X untuk membuat potongan axial dari tubuh
Sinar X menembus tubuh, ditangkap detector
Detektor bersifat sebagai scintillation counter, menangkap data-data koefisien attenuasi tubuh
Ada 2 macam detector: Xenon dan Solid state
Data-data ini diubah oleh komputer menjadi gambar
Penegakan diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan USG. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis kista paru :
Hitung jenis darah
Tes fungsi paru (bila di paru-paru terbentuk jaringan parut, maka hasilnya akan menunjukkan bahwa jumlah udara yang dapat ditahan paru-paru berada di bawah normal)
Rontgen dada untuk mencari adanya pembesaran kelenjar getah bening
Kadar enzim ACE (pada banyak penderita, kadar enzim pengubah angiotensin dalam darah adalah tinggi)

Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang terkumpul
Morfologi 8


Biopsi paru terbuka
EKG untuk mencari kelainan jantung.
Tes kulit tuberkulin (tuberkulosis dapat menyebabkan banyak perubahan yang mirip dengan sarkoidosis, karena itu dilakukan tes kulit tuberkulin untuk memastikan bahwa penyakitnya bukan tuberkulosis)
Skening galium (kadang dilakukan jika diagnosis masih meragukan, karena skening galium akan menunjukkan pola yang abnormal pada paru-paru atau kelenjar getah bening penderita)
MRI
Salah satu pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran, khususnya radiologi yang menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dengan menggunakan medan magnet tanpa menggunakan sinar X
Keuntungan :
Tak menggunakan sinar X
Tak merusak kesehatan pada penggunaan yang tepat
Banyak pemeriskaan tanpa memerlukan zat kontras
Dapat menunjukkan parameter biologik (spektroskopi)
Potongan dapat 3 dimensi
Kerugian
Alat mahal
Pemeriksaan cukup lama
Pasien yang mengandung metal tak dapat diperiksa (alat pacu jantung, protese)

Diagnosa Banding 9
1. Amoebiasis Paru
Amoebiasis adalah suatu keadaan terdapatnya entamoeba histolytica dengan atau tanpa manifestasi klinik, di paru-paru.
Amoebiasis ekstra intestinalis memberikan gejala sangat tergantung kepada lokasi absesnya. Yang paling sering dijumpai adalah amoebiasis hati disebabkan metastasis dari mukosa usus melalui aliran sistem portal. Sering dijumpai pada orang-orang dewasa muda dan lebih sering pada pria daripada wanita dengan gejala berupa demam berulang, kadang-kadang disertai menggigil, icterus ringan, bagian kanan diafragma sedikit meninggi, sering ada rasa sakit sekali pada bahu kanan dan hepatomegali. Abses ini dapat meluas ke paru-paru disertai batuk dan nyeri tekan intercostal, pleural effusion dengan demam disertai dengan menggigil.

2. Ancylostoma (hookworm)
Dalam daur hidupnya cacing gelang akan melewati paru-paru. Jika seseorag kemasukan telur cacing gelang dan berada di paru-paru dalam jumlah banyak, maka ia akan menampakkan gejala batuk-batuk seperti sesak napas.
Ketika anak batuk-batuk, lalu diberi obat batuk tidak juga sembuh namun setelah mengonsumsi obat cacing malah batuknya sembuh, itu kemungkinan karena terinfeksi cacing gelang. Gejala ini tidak tampak pada penderita cacingan akibat cacing cambuk sebab larvanya tidak melewati paru-paru. Sementara itu, cacingan kronis karena cacing tambang menampakkan gejala berupa anemia.

3. Bronchiectasis
Bronkiektasis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar.
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu atau dua tempat.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat. ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil.

4. Pneumonia and abcesses
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas yang cepat

2 comments:

beri komentar dengan bahasa yg sopan.kami tidak bertanggung jawab terhadap isi komentar.